2.4.09

KEAJAIBAN ITU AKAN DATANG


Matahari mulai meninggalkan bumi untuk sementara dan berarti senja datang mulai menyapa. Hari ini aku membuat janji dengannya di depan toko buku favorit kami. Sudah hampir 10 menit aku menunggu tapi di belum juga menampakkan batang hidungnya.

"Hey, sudah lama menunggu? maaf tadi ada sedikit masalah".

Ini dia makluk tuhan yang kutunggu akhirnya datang menghampiri aku. Tak lama dia datang dia langsung mengajakku masuk dalam toko buku.

"Jen, kamu mau beli buku apa?"

"emm...masih bingung kayaknya to?"

kalian boleh percaya atau tidak, selama ini aku sangat suka dengan Sito. Dia memang pantas untuk di sukai karena pintar, baik, tampan,emm..dan semua yang dia miliki adalah sebuah kesempurnaan yang tak semua laki-laki miliki.

"Hey jen, kamu ngapain liatin aku kayak gitu?, ada yang aneh dengan wajahku? (sambil melambai-lambaikan tangannya di depan mukaku)"

Aku tak sadar bahwa aku melihat Sito hampir 1 menit.

"ah..ti..tidak kok, aku hanya ingin melihat wajahmu saja. kitakan jararaangg banget ketemu seperti ini, berdua lagi. iya kan?"

" iya sih!!tapi ngak segitunya kamu ngeliatin aku kali jen. ngomong-ngomong gimana yaa keadaan Yesi sekarang? dulu aku sama dia sering kesini berdua loh Jen!."

Yesi lagi yang di bicarakan selalu Yesi...Yesi...Yesi lagi. Sito kamu ingat aku masih ada di sampingmu kenapa sejak dulu engkau tak pernah melihat aku yang berada di dekatmu.

"mungkin tambah cantik?atau...?"

"Sudahlah jangan bicara Yesi lagi kamu pasti bosan?. oh ya, aku mau tanya, tumben sekali kamu mengajak aku dulu ke toko buku favorit kita. biasanyakan aku dulu yang mengajakmu?"

wow!!tak kusangka Sito menanyakan ini terlebih dahulu padaku. sebenarnya butuh mental yang kuat untuk mengajak Sito ke toko buku. karena dia sangat sibuk dan ada juga alasan karena aku sangat malu untuk menghubunginya lebih dahulu. tapi karena ada sesuatu yang ingin aku katakan pada Sito, jadi aku membeberanikan diri untuk mengajaknya untuk pergi.

"emm...sebenarnya...maksudku untuk mengajakmu ke toko buku ini aku ingin mengatakan bahwa aku akan pergi ke Jerman untuk kuliah disana selama 3 atau 4 tahun."

BRANG!!! tanpa sadar Sito menjatuhkan buku yang sedang dia pegang di tangannya. Aku tak tahu kenapa expresi Sito sekaget itu, tapi aku berharap dia mengatakan sesuatu untukku.

"JERMAN...kenapa sih Jen? kenapa kamu harus pergi kesana kenapa kamu tak sekolah disini saja".

"ngak bisa To! ini sudah keputusan orang tuaku aku tak bisa menolaknya ini demi cita-citaku. aku ingin membahagiakan orang tuaku. sudahlah Sito,kamu hanya harus selalu ingat aku dan selalu menghubungiku. kitakan bisa komunikasi lemat e-mail kan?. kita kan masih bisa bertemu. 3 atau 4 tahun itu tak seberapa lamakok!."

Aku menghentikan ucapanku dan melihat wajah Sito yang kecewa. aku tak tahan ingin mengeluarkan air mata yang mulai sedikit menetes ke pipiku.

"aku besok berangkat jam 10 siang, aku harap kau bisa datang untuk mengantarkanku pergi ke bandara."

aku pergi dari hadapan Sito yang sedang tertegun. aku berlari menuju ke pintu toko buku dan keluar dari toko sambil menangis. aku berharap Sito bisa menerima ini semua dengan hati yang lapang.

**Keesokan hari**

hari ini aku berangkat ke Jerman aku berharap dengan kepergianku ini bisa menyembuhkan rasa lukaku dengan Sito. Kursi mobil yang aku duduki serasa ingin menahanku agar tetap disini, tapi aku tak bisa untuk tetap tinggal karena jika aku tetap tinggal aku akan terus terluka. bandara sudah di depan mata tapi orang yang aku harapkan tak datang. sudahlah...mungkin dia tak bisa sadar dengan perasaanku yang ini.

"Jen..tunggu...."

oh tuhan...suara itu, apakah itu Sito yang aku harap bisa datang mengantarku ke bandara???

"Jen....(memanggil namaku sambil mengatur nafas) a....aku mohon.....jangan pergi. aku sudah memikirkan ini semalaman untuk kukatakan padamu hari ini. sebenarnya selama ini aku...aku...Sayang padamu...."

tuhan apakah ini mimpi?
ini nyata tuhan?
Sito menyatakan sayang padaku?

"aku tahu aku belum sadar kalau aku sangat kehilanganmu. aku sangat terkejut saat kau mengatakan ingin pergi. kumohon jen....jangan pergi dari hidupku aku bisa kesepian tanpa kau."

"benarkah kau takut untuk aku tinggalkan?"

"iya..iya aku takut engkau pergi dari hidupku..aku sayang padamu. kau sayang padaku kan?"

"emm...sebenarnya aku sudah sayang kamu dari dulu. tapi aku harus tetap pergi, aku rasa kita bisa menjaga rasa sayang kita dengan baik walupun kita jauh tapi aku yakin kita akan segera di pertemukan kalau kita berjodoh".

perkataan ini membuatku harus menangis di depan Sito, tapi tak apalah akhirnya aku tahu perasaan Sito padaku. Sito mengantarkanku dengan belaian manis di bibirku dan pelukan hangat di tubuhku. aku bertahan seperti ini karena aku yakin besok akan ada hari yang lebih bahagia daripada hari ini. " (ShiLby)



No comments: